1.Beribadah Dengan Benar
Awali
setiap pekerjaan dengan suatu niat yang baik yaitu hanya untuk memperoleh
keridhoan Allah Ta’ala semata. Hal itu merupakan suatu ibadah dengan benar.
Beribadah dengan benar akan membuat seseorang semakin tawadhu, hati rnenjadi
tentram dan kehidupan akan seimbang. Hidup tanpa ibadah bagaikan bangunan tanpa
fondasi. Maka segala sesuatu yang akan dilakukan hendaknya berdasarkan pada
ibadah yang tujuannya untuk memperoleh keridhoan dan kasih sayang Allah SWT.
2. Bertaqwa Dengan Baik
2. Bertaqwa Dengan Baik
Selaku
manusia yang beragama haruslah menjalankan syariatnya dengan baik. Untuk dapat
menjalankan syariat dengan baik tentu harus dibarengi dengan iman. Iman
seseorang dapat dikatakan berkualitas, jika ia dapat bertaqwa dengan baik.
Dengan iman dan taqwa yang baik segala perbuatannya akan senantiasa berdasarkan
kepada syariat agama dan tidak akan merugikan mahluk ciptaan Allah yang lain.
3. Belajar Tiada Henti
3. Belajar Tiada Henti
Ibadah
benar dan akhlak baik belumlah cukup jika tidak didukung upaya belajar dari
kita. Belajar merupakan suatu kebutuhan bahkan kewajiban. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an “Aku senantiasa meningkatkan derajat beberapa tingkat
bagi mereka yang berilmu” (QS al-Hujurât []: ). Demikian pula sabda Nabi
Muhammad s.a.w, “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat” (HR ).
Dari hari ke hari masalah, potensi konflik, dan kebutuhan kita akan terus bertambah.
Bagaimana mungkin kita mampu menyikapi masalah tersebut dengan ilmu seadanya
tanpa ada peningkatan kualitas dan kuantitas? Ciri orang yang sungguh-sungguh
dalam mencapai kesuksesan adalah mau belajar tiada henti dan memperoleh ilmu.
4. Bekerja Keras Dengan Cerdas Dan Ikhlas
4. Bekerja Keras Dengan Cerdas Dan Ikhlas
Kita
harus menanamkan standar pada diri kita, yaitu bekerja optimal dengan pemikiran
yang cerdas. Ada orang yang bekerja dengan keras tapi kurang menggunakan
akalnya, akibatnya dia hanya menjadi pekerja keras saja tanpa ada kemajuan
5. Bersahaja Dalam Hidup
Seorang
pekerja keras seringkali terpuruk karena ketidak bersahajaannya dalam hidup.
Dia boros, senang bermegah-megah, sehingga mudah terpedaya dan tertipu orang
lain. Lain halnya jika dia bersahaja, kemampuan keuangannya lebih tinggi
dibandingkan kebutuhannya. Jadi orang yang gemar menabung, bersedekah, dan
investasi untuk masa mendatang yansg bermanfaat bagi dirinya maupun generasi
mendatang. Inilah budaya yang harus ajarkan ke masyarakat kita saat ini. Budaya
kita bukanlah budaya yang banyak memiliki banyak barang, tetapi budaya yang
selalu memiliki nilai tambah dari segala yang kita miliki.
6. Bantu Sesama
6. Bantu Sesama
Salah
satu alat ukur kesuksesan adalah dilihat dari kemampuan kita membangun diri dan
orang lain, misalnya dengan membuka lapangan kerja sebanyak mungkin. Kelebihan
yang kita miliki digunakan untuk memajukan sanak saudara, tetangga, teman,
pembantu, dan siapa saja yang mau maju dan membutuhkan. Jika antara orang yang
membantu dan orang yang dibantu memiliki kesamaan tata nilai, ibadah benar;
taqwa baik, belajar tiada henti, serta kerja keras dengan cerdas dan ikhlas,
maka apa yang telah dihasilkan oleh keduanya akan digunakan untuk menolong
saudaranya. Dengan demikian terjadilah sebuah sinergi yang harmonis dalam kehidupan
bernegara.
7. Bersihkan Hati Selalu
7. Bersihkan Hati Selalu
Untuk
apa kita harus selalu membersihkan hati? Apa yang kita lakukan, dari B yang
pertama hingga B yang keenam jika tidak diiringi dengan selalu membersihkan
hati, maka dikhawatirkan akan timbul ujub atau bahkan yang lebih besar lagi
yaitu takabur. Jika semuanya menjadikan kita ujub, maka sia-sialah apa yang
telah dilakukan. Allah tidak akan menerima amal seseorang kecuali ada
keihkhlasan didalamnya. Kita tidak perlu merasa paling bisa, berjasa, dan
paling mulia karena semuanya adalah karunia Allah semata. Kita harus bersyukur
diberikan jalan kesuksesan atau kemudahan bagi orang lain oleh Allah. Inilah
orang yang akan sukses karena tidak ada dalam dirinya rasa ujub dan sikap
takabur dengan segala prestasi yang diraihnya. Apalah artinya kita mendapat
banyak hal bila kita tidak mendapat ridha dari Allah karena kesombongan kita.
Kita harus sama-sama belajar menetapkan kiat ini dalam diri kita dan keluarga. Jika sedikit demi sedikit upaya yang kita lakukan telah membuahkan hasil, maka kita jangan sampai hanya jadi jago kandang saja. Kita harus berani menerapkannya diluar lingkungan keluarga kita. Jangan takut dengan lingkungan kita, jika pondasi kita sudah kuat. Sebetulnya kita tidak boleh gentar dengan situasi di luar. Yang merusak kita itu sebetulnya bukan luar, tapi memang apa yang ada di dalam diri kita. Kalau kita sudah mendesain diri dan terus melakukan penguatan diri, maka kita tidak bisa memaksa lingkungan agar sesuai dengan keinginan kita. Mudah-mudahan semua kita ini dapat menjadi solusi bagi setiap permasalahan dalam diri, keluarga dan lingkungan sekitar, atau bahkan bangsa Indonesia.
semoga bermanfaat...
Sumber: Ahmad Borkat Rifai
Kita harus sama-sama belajar menetapkan kiat ini dalam diri kita dan keluarga. Jika sedikit demi sedikit upaya yang kita lakukan telah membuahkan hasil, maka kita jangan sampai hanya jadi jago kandang saja. Kita harus berani menerapkannya diluar lingkungan keluarga kita. Jangan takut dengan lingkungan kita, jika pondasi kita sudah kuat. Sebetulnya kita tidak boleh gentar dengan situasi di luar. Yang merusak kita itu sebetulnya bukan luar, tapi memang apa yang ada di dalam diri kita. Kalau kita sudah mendesain diri dan terus melakukan penguatan diri, maka kita tidak bisa memaksa lingkungan agar sesuai dengan keinginan kita. Mudah-mudahan semua kita ini dapat menjadi solusi bagi setiap permasalahan dalam diri, keluarga dan lingkungan sekitar, atau bahkan bangsa Indonesia.
semoga bermanfaat...
Sumber: Ahmad Borkat Rifai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar